Ishak Mekki Bersilahturahmi dengan Sesepuh Minangkabau

KAYUAGUNG RADIO - Sebagai sesepuh masyarakat Minangkabau di Sumatera Selatan, H. Ishak Mekki yang bergelar Sutan Bagindo Nan Sati, melakukan silahturahmi dengan tokoh dan sesepuh masyarakat Minangkabau di Sumatera Selatan.
Ishak Mekki menyampaikan niatnya untuk maju mengikuti suksesi Gubernur Sumsel pada 2013 mendatang.

Silahturahmi ini berlangsung di kediamanan Ketua Umum BMKM (Badan Musyawarah Keluarga Minangkabau) Provinsi Sumatera Selatan H. Syahrudin Ismail yang bergelar Datu Bagindo Malano di Jalan Mayor Zen Palembang, Selasa (15/05/2012) malam.

Silahturahmi dimulai dengan makan malam bersama, dengan menu perpaduan masakan Padang dan masakan Ogan Komering Ilir (OKI) berupa pindang ikan patin itu, berlangsung dalam suasana kekeluargaan.

Dalam silahturahmi ini, Ishak Mekki didampingi Hj. Tartilah Ishak, serta jajaran pengurus Partai Demokrat Sumatera Selatan seperti RHM Adi Rasyidi, Chairul Matdiah, MF Ridho, H. Mirzan Iqbal, dan lainnya.

Setelah makan malam, dialog pun dilangsungkan. Sebagai mamak, Ishak Mekki menyampaikan niatnya untuk maju sebagai calon Gubernur Sumsel 2013-2018. “Saya merasa masih sehat dan mampu buat memberikan sumbangan pemikiran dan tenaga bagi masyarakat. Bila sebelumnya hanya sebatas masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), saya ingin memberikannya lebih luas lagi yakni kepada masyarakat Sumatera Selatan,” katanya.

“Berbagai karya saya selama memimpin OKI, rasanya sangat pantas dirasakan masyarakat Sumsel lainnya. Baik di bidang ekonomi kerakyatan, pendidikan, lingkungan hidup, kesehatan, maupun persoalan transportasi yang saat ini banyak dikeluhkan oleh banyak masyarakat Sumsel,” katanya.

Pernyataan Ishak Mekki itu disambut baik para sesepuh masyarakat Minangkabau. Dijelaskan Syahrudin Ismail, dalam adat Minangkabau, permintaan dari seorang mamak sangatlah tabu bila ditolak keponakannya. Meskipun demikian hal tersebut harus disampaikan dan dialogkan secara meluas kepada seluruh keponakan dan sesepuh masyarakat Minangkabau yang tersebar di berbagai daerah di Sumatera Selatan.

Ishak pun menjelaskan, dalam membangun sebuah masyarakat, dirinya bukan berorientasi pada pembangunan fisik.  Ishak juga melihat pembangunan mental atau rohani.  Saat melihat adanya krisis pemimpin agama di desa dan kampung, Ishak Mekki pun melanjutkan cita-cita bapaknya  yang bernama Mekki—yang berarti Mekkah—buat mendirikan sebuah pondok pesantren. “Bapak saya dilahirkan di Mekkah, makanya bernama Mekki.  17 tahun dia hidup di Mekkah. Dia juga hafidz Alquran,” kata Ishak.

Selain mendirikan pondok pesantren yang dibiayai sendiri, Ishak pun melakukan sejumlah program yang mendukung kemajuan pendidikan agama dengan memberikan bantua kepada seluruh pondok pesantren, serta memberikan insentif kepada guru ngaji, P3N, qori, qoriah, faidz, hafidzah, serta para pendamping jemaah haji.
Diberdayakan oleh Blogger.