Biem Benjamin: Revitalisasi Bangunan Bersejarah Bisa Ciptakan Lapangan Kerja

KAYUAGUNG RADIO - Cawagub Independen Biem Benjamin mengatakan bahwa bangunan-bangunan bersejarah di Ibukota masih dikelola dengan paradigma yang belum tepat.
 
Pemerintah daerah masih memperlakukan bangunan bersejarah seperti barang antik yang hanya dilihat dan dikagumi fisiknya saja. Belum ada sumber lain, seperti video, buku-buku, foto-foto atau media lain yang  dapat memperkuat nilai sejarah dari bangunan tersebut.
 
“Contoh adalah Masjid Cut Meutia. Masjid ini dahulunya adalah kantor arsitek yang terus berubah penggunaanya. Masjid ini adalah bangunan pertama bertingkat di Menteng . Ada latar belakang pemikiran dibalik itu yang harus menjadi pelajaran sejarah buat kita sehingga dapat menghargai masjid ini. Pemerintah DKI Jakarta dapat membuat sebuah website khusus tentang masjid ini sehingga masyarakat baik di Indonesia maupun luar negeri dapat tertarik untuk mengunjunginya,” jelas Biem di Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (27/6).
 
Dalam program kerja Faisal-Biem, disebutkan bahwa revitalisasi bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk warga Jakarta bila pengelolaannya dilakukan dengan profesional.
 
“Mengambil contoh museum di negara maju, pengelolanya menanam investasi untuk menyediakan perangkat audiovisual, layar, suara, dan perangkat lain yang dapat memaksimalkan informasi kepada pengunjung. Penduduk usia produktif yang tinggal di sekitar lokasi dapat menjadi pemandu turis. Pemda akan menyediakan pelatihan-pelatihan hospitality dan bahasa agar turis yang datang mendapatkan kepuasaan,” lanjut putra aktor legendaries Benyamin Sueb ini.
 
Pelestarian bangunan bersejarah juga tidak harus peninggalan jaman Belanda. Museum dapat berupa tema-tema tertentu, seperti yang tercantum dalam program kerja Faisal-Biem yang lebih detail.
 
Di sana direncanakan pembuatan museum pekerja atau buruh di daerah Cakung atau Cilincing. Museum tersebut dapat menggambarkan kepada generasi mendatang sulitnya hidup menjadi buruh.
 
Dengan kehadiran museum seperti itu, Biem ingin agar kemiskinan menjadi sejarah ketika mereka menjabat menjadi gubernur. Biem juga yakin dalam lima tahun ke depan jumlah penduduk miskin akan semakin berkurang.
 
“Semakin banyak tema yang kita angkat menjadi tema museum, akan semakin luas juga lapangan pekerjaan yang dibuka,” lanjut Biem.
 
Dalam program revitalisasi itu, Faisal-Biem juga akan menjadikan sebagian besar kawasan Kota Tua sebagai kawasan non-kendaraan, menambah pedestrian, lokasi berdagang untuk kali lima, dan memberi ruang untuk seniman jalanan agar bisa berkembang.
 
Mantan anggota DPD juga mengajak masyarakat Jakarta untuk ramai-ramai mengunjungi bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Ibukota. Kunjungan itu merupakan bagian dari upaya untuk melestarikan bangunan bersejarah.
 
Inti dari pelestarian bangunan bersejarah itu, menurut Biem, untuk mengingatkan kembali nilai-nilai sejarah, kebijakan, atau kebaikan yang dapat diambil di masa lalu kepada generasi masa kini dan mendatang. 
 
“Bangunan bersejarah adalah medium di mana nilai-nilai kebaikan masa lalu itu menempel pada tembok, ukiran, gaya bangunan, pintu , taman, patung, dan lain sebagainya. Bila produk-produk sejarah itu hilang, tidak ada lagi medium yang bisa dirasakan, dipegang, dan dilihat.Tidak cukup hanya melihat dari foto atau lukisannya saja,” tutup Biem
 
Sumber : kabarjakarta.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.