Rendahnya Mutu Bokar Berpengaruh Terhadap Harga Jual Karet Petani

KAYUAGUNG RADIO - Salah satu permasalahan yang sering dijumpai pada petani karet adalah mutu bahan olahan karet (Bokar) yang dihasilkan petani karet rendah, sehingga berdampak pada harga penjualan karet, tidak menutupi juga terjadi di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Hal tersebut yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten OKI, Ir Asmar Wijaya MSi saat diwawancarai diruangan kerjanya, Rabu (2/7/2014).

Lanjutnya, bokar merupakan produk awal karet yang diperoleh melalui pengolahan lateks dan atau gumpalan karet kebun secara sederhana menjadi bentuk lain yang bersifat lebih tahan disimpan dan tidak tercampur dengan kontaminan. “Bokar dapat dibedakan atas 4 jenis yaitu lateks kebun, sit angin, slab dan lump,” ujarnya sembari mengatakan penghasil bokar umumnya adalah petani.

Rendahnya mutu bokar yang dihasilkan petani ditandai dengan masih banyaknya ditemui kadar air yang tinggi dalam bokar, bahkan sering sengaja direndam dalam air. “Meluasnya penggunaan bahan pembeku lateks yang tidak direkomendasikan dikalangan petani antara lain pupuk, TSP, tawas, gadung, perasan nanas dan cuka para,” jelasnya.

Ditambahkannya, terkontaminasinya bokar dengan tanah, lumpur, pasir, tatal serat, Jenis dan ukuran bokar yang beragam adalah salah satu factor. “Dari yang tipis hingga berbentuk bantal, lemahnya persatuan petani baik dalam usaha pengolahan maupun pemasaran, kesemua hal tersebut merupakan faktor penghambat dalam memperbaiki mutu bokar,” katanya.

Untuk itu ungkap Asmar, upaya yang dilakukan pemerintah kabuaten OKI dalam rangka peningkatan mutu bokar yang dihasilkan petani. Dinas Perkebunan Kabupaten OKI pada tahun 2014 melalui kegiatan penyuluhan dan distribusi pemasaran atas hasil produksi pertanian atau perkebunan, melakukan kegiatan penyuluhan mengenai pengolahan bokar.

“Disamping itu juga memberikan bantuan sarana penunjang pengolahan bokar berupa Deorub (bahan pembeku lateks), Bak pembeku lateks, dan mangkok sadap yang dialokasikan di 5 (lima) kecamatan yaitu Lempuing Jaya, Tulung Selapan, Pampangan, Pangkalan Lampam dan Jejawi,” ungkapnya.

Kadisbun Kabupaten OKI, Ir Asmar Wijaya MSi juga berharap, melalui kegiatan ini secara bertahap petani dapat meningkatkan mutu bokar yang dihasilkan, sehingga berdampak kepada harga jual bokar di pasaran akan meningkat
Diberdayakan oleh Blogger.