Dinkes Provinsi Sumsel Adakan Silabus Penyampaian Tentang Stanting (Hambatan Pertumbuhan)

dr. H. Trisnawarman, M.Kes
Kayuagung - Peran media massa memegang peran penting untuk mengurangi stunting di Indonesia. Media dapat menyebarkan informasi tentang stunting dan menarik perhatian masyarakat Indonesia terhadap masalah tersebut.

Silabus Penyampaian Tentang Stanting (Hambatan Pertumbuhan) serta Orientasi Media Tentang Pencegahan Stanting “Gizi Tinggi Prestasi”, diikuti oleh 30 media cetak dan elektonik di Sumatera Selatan, dilaksanakan di Hotel Batiqa Palembang, Senin, 21 Desember 2015

Dalam sambutannya Dr. H. Trisnawarman, M.Kes, Perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, “Masyarakat bisa mendapat pengertian mendalam mengenai stunting pada anak, dampak yang ditimbulkan, serta cara mengatasinya,”.

Dr. H. Trisnawarman, M.Kes mengharapkan, Dinas Kesehatan dan Media dapat bekerjasama dan berpatisipasi menyebarluaskan informasi stanting dan sanitasi melaui beragam upaya untuk kesehatan optimal.
“Kerjasama dengan mitra strategis yaitu Jurnalis yang saling mendukung, utuk menurunkan angka stanting khususnya di Provinsi Sumatera Selatan”. Tambah dr. H. Trisnawarman, M.Kes.  
Ir.Syafei M.Sc
Dalam Temu Media, diberikan materi bagi peserta oleh Peneliti, Kosultan Kesehatan, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Ir.Syafei M.Sc, tentang kosep dasar stanting, besaran masalah, dampak multidimensi serta upaya pencegahan.Dan materi pemeliharaan higinitas, sanitasi, kesehatan lingkungan dan pencegahan stanting.

Sebagai tahap pertama dalam Kampanye dan Komunikasi Gizi Nasional, riset tersebut berupaya memetakan kebiasaan masyarakat di lokasi sasaran MCA-Indonesia terkait gizi dan kebersihan, serta pola konsumsi mereka terhadap media massa.

Menurut Ir.Syafei M.Sc, salah satu hasil penelitian adalah banyak orang tua yang belum mengenal istilah stunting dan baru sedikit tenaga kesehatan yang memahami permasalahan tersebut. Selain itu, rendahnya tinggi badan anak, salah satu ciri utama stunting, juga masih dianggap masalah keturunan.

Penelitian menunjukkan mayoritas responden menonton televisi, mendengarkan radio serta sering membaca anjuran di media luar ruang seperti spanduk dan poster. Sebagian besar ibu pun memiliki telepon seluler, yang bisa dimanfaatkan untuk mengakses informasi perihal stunting. “Ini bisa menjadi acuan untuk memberi informasi tentang stunting kepada orang tua dan pemangku kepentingan lainnya,” kata Ir.Syafei M.Sc.

Diskusi tentang stunting serta kaitannya dengan gizi dan sanitasi. Harapannya, diskusi dapat memantik perhatian media dan masyarakat, lantas memicu mereka bertindak untuk mengurangi stunting. Pentingnya peran media massa untuk promosi dan kampanye mengenai isu air minum dan sanitasi.








Diberdayakan oleh Blogger.