Bersama Raef, D’Masiv mempersembahkan “Thola’al Badru”

Kayuagung - Menjelang bulan suci Ramadan tahun ini, D’Masiv kembali mempersembahkan karya spesial. Tetapi untuk “Thola’al Badru”, lagu religi terbaru D’Masiv, ada yang berbeda. Menurut penjelasan Rian Ekky Pradipta, sang vokalis kuintet pop rock asal Jakarta itu, “Ini lagu religi pertama kami yang benar-benar Islami. Sebelumnya, kami kalau mengeluarkan lagu di bulan Ramadan temanya lebih universal, kayak ‘Jangan Menyerah’ atau ‘Esok Kan Bahagia’.”

Tidak tanggung-tanggung, lagu Islami pertama dari D’Masiv ini juga merupakan kolaborasi lintas samudra bersama Raef Haggag, penyanyi asal Washington, D.C., Amerika Serikat keturunan Mesir. Di lagu ini, Rian dan Raef bernyanyi dalam bahasa ibu masing-masing (Indonesia dan Inggris) dan juga bernyanyi bersama dalam bahasa Arab. “Tema lagu-lagu Raef tentang kehidupan dan sosial, tapi lebih banyak yang ketuhanan. Penikmat musik Raef sangat luas, punya banyak penggemar di seluruh dunia. Ini sesuatu yang baru bagi kami,” ujar Rian.

Adalah Rina Novita dari DNA Production yang mempertemukan Raef dengan grup yang juga beranggotakan Dwiki Aditya Marsall alias Kiki (gitar), Nurul Damar Ramadan atau Rama (gitar), Rayyi Kurniawan Iskandar Dinata alias Rai (bas) dan Wahyu “Why” Piaji (drum) ini. Belum lama ini D’Masiv mengerjakan lagu soundtrack film BoBoiBoy the Movie atas permintaan DNA Production, yang juga beberapa kali membawa Raef ke Indonesia. Menurut Rian, “Bu Rina kepikiran untuk menduetkan D’Masiv dengan Raef. Ketika Bu Rina cerita soal D’Masiv ke Raef, Raef cari tahu tentang kami di YouTube, dan akhirnya setuju kolaborasi.”

Kolaborasi antara D’Masiv dan Raef ini menghasilkan dua lagu, yakni “Thola’al Badru” dan “Negeriku Cintaku (Home)”. Dua lagu itu sudah direkam sebelumnya oleh Raef untuk The Path, album solo perdananya di tahun 2014. “Tapi karena ini kolaborasi, Raef menyerahkan semua musik kepada D’Masiv. Aransemennya hampir benar-benar diubah, terus kami bicarakan aransemen hanya lewat Skype,” kata Rian. “Ketika demonya jadi, ternyata Raef suka. Dia take vokal di rumahnya, di Amerika, dan kami di Jakarta.”

Mengenai proses kolaborasi dengan D’Masiv ini, Raef berkata dengan antusias, “Senang bisa bekerja dengan mereka. Menyenangkan bisa bermain bersama band pop dengan rasa yang benar-benar berbeda. Mereka adalah sekelompok orang-orang ramah, dan kami menghasilkan karya yang baik. Semua itu adalah resep untuk hasil yang sempurna.”

“Thola’al Badru” sendiri adalah lagu nasyid yang familier bagi pendengar musik Indonesia di abad ke-21 setelah dibawakan kembali oleh nama-nama seperti Raihan dan Jefri Al Buchari. Lagu yang disenandungkan rakyat kota Madinah untuk menyambut kedatangan Rasulullah SAW ini juga sempat dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi internasional legendaris seperti Uum Kulthum dari Mesir dan Yusuf Islam dari Inggris. Apakah membawakan lagu ini membawa beban bagi D’Masiv, khususnya Rian sebagai vokalis yang juga mengadaptasi lirik aslinya ke bahasa Indonesia? “Pasti ada beban, karena takut melafalkan bahasa Arab-nya dengan salah. Tapi itu menjadi tantangan bagi kami juga. Untuk membuat lirik bahasa Indonesia-nya, saya juga harus bertanya yang benar bagaimana, karena saya yang bikin lirik bahasa Indonesia tapi tetap diambil dari arti lagu tersebut. Pas rekaman, ada beberapa orang yang khusus memerhatikan lafal bahasa Arab. Harus benar banget pengucapannya, karena kalau salah ucap bisa beda arti. Tapi alhamdulillah, bisa saya lalui dan semua pihak akhirnya puas.”
Diberdayakan oleh Blogger.