Waspadai Ancaman Dehidrasi di Musim Kemarau
KAYUAGUNG RADIO - Musim kemarau panjang yang terjadi pada April hingga September haruslah diwaspadai. Sebab, bahaya dehidrasi mengancam masyarakat yang banyak beraktifitas, namun asupan minumannya kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
"Kekurangan cairan akan menyebabkan dehidrasi. Untuk menghindari hal itu, asupan cairan haruslah seimbang antara yang keluar dengan yang masuk,” kata pakar kesehatan dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta (FIK UNJ) Arie Sutopo di Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurut Arie, dehidrasi bisa mengakibatkan sakit kepala, pusing, lesu, murung, daya respons rendah, saluran hidung kering, bibir kering dan pecah-pecah, urin berwarna terlalu kuning atau gelap, tubuh lemah, letih, dan halusinasi. Jika tidak cepat diatasi, dehidrasi dapat mengakibatkan gagal ginjal karena tubuh tidak mampu membuang sisa-sisa proses metabolisme yang beracun
Menurut hasil penelitian The Indonesia Regional Hydration Study (THIRST) pada 2009 lalu, tanpa air manusia hanya bisa hidup selama sembilan hingga sepuluh hari. Sedangkan tanpa makanan, manusia masih bisa hidup selama 45 hingga 65 hari. Tubuh manusia memerlukan setidaknya 2.000 cc cairan per hari untuk kondisi normal.
Arie juga menganjurkan perlunya mengkonsumsi 1,5 hingga dua liter air atau berbagai jenis cairan setiap hari. Konsumi lebih dari dua liter cairan per hari, dibutuhkan mereka yang beraktifitas fisik tinggi, atau berada dalam cuaca panas.
Khusus atlet dan pekerja luar ruangan, dianjurkan meminum 2.000 hingga 5.000 cairan per hari. Sementara untuk atlet yang aktifitasnya dalam ruang bisa meminum 2.000 cc cairan per hari.
Untuk atelt yang melakukan aktifitas fisik tinggi seperti pembalap sepeda jarak jauh dan dalam cuaca panas memerlukan asupan cairan lebih banyak, bisa mencapai 5.000 cc per hari.
Selain air murni, cairan untuk kebutuhan tubuh juga mencakup makanan, jus, teh, susu, minuman ringan, bahkan jenis makanan dengan komposisi air tinggi seperti sup. Namun, air segar merupakan yang terbaik karena tidak mengandungkalori dan mengandung fluoride yang baik untuk gigi.
"Kekurangan cairan akan menyebabkan dehidrasi. Untuk menghindari hal itu, asupan cairan haruslah seimbang antara yang keluar dengan yang masuk,” kata pakar kesehatan dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta (FIK UNJ) Arie Sutopo di Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurut Arie, dehidrasi bisa mengakibatkan sakit kepala, pusing, lesu, murung, daya respons rendah, saluran hidung kering, bibir kering dan pecah-pecah, urin berwarna terlalu kuning atau gelap, tubuh lemah, letih, dan halusinasi. Jika tidak cepat diatasi, dehidrasi dapat mengakibatkan gagal ginjal karena tubuh tidak mampu membuang sisa-sisa proses metabolisme yang beracun
Menurut hasil penelitian The Indonesia Regional Hydration Study (THIRST) pada 2009 lalu, tanpa air manusia hanya bisa hidup selama sembilan hingga sepuluh hari. Sedangkan tanpa makanan, manusia masih bisa hidup selama 45 hingga 65 hari. Tubuh manusia memerlukan setidaknya 2.000 cc cairan per hari untuk kondisi normal.
Arie juga menganjurkan perlunya mengkonsumsi 1,5 hingga dua liter air atau berbagai jenis cairan setiap hari. Konsumi lebih dari dua liter cairan per hari, dibutuhkan mereka yang beraktifitas fisik tinggi, atau berada dalam cuaca panas.
Khusus atlet dan pekerja luar ruangan, dianjurkan meminum 2.000 hingga 5.000 cairan per hari. Sementara untuk atlet yang aktifitasnya dalam ruang bisa meminum 2.000 cc cairan per hari.
Untuk atelt yang melakukan aktifitas fisik tinggi seperti pembalap sepeda jarak jauh dan dalam cuaca panas memerlukan asupan cairan lebih banyak, bisa mencapai 5.000 cc per hari.
Selain air murni, cairan untuk kebutuhan tubuh juga mencakup makanan, jus, teh, susu, minuman ringan, bahkan jenis makanan dengan komposisi air tinggi seperti sup. Namun, air segar merupakan yang terbaik karena tidak mengandungkalori dan mengandung fluoride yang baik untuk gigi.
Sumber : metrotvnews.com
Tidak ada komentar
Posting Komentar