Seni Rebana dan Qasidah Menjaga Nilai Luhur Bangsa

KAYUAGUNG RADIO - Era globalisasi membuat masyarakat Indonesia dapat mengakses berbagai produk seni dan budaya dari luar. Masyarakat Indonesia menjadi masyarakat global, tapi di sisi yang lain banyak nilai-nilai luhur bangsa yang terkikis. Hal ini khususnya dirasakan oleh kaum perempuan dan generasi muda.
Oleh karena itu, perlu dilakukan gerakan seni dan budaya yang dapat mengimbangi derasnya masuknya seni dan budaya asing tersebut. Salah satunya dengan kembali menghidupkan kesenian rebana dan qasidah. “Seni qasidah dan rebana itu bukan hanya sebatas hiburan, seni ini juga membawa nilai-nilai ajaran Agama dan tradisi luhur dari masyarakat kita. Jadi rebana dan qasidah itu dapat menjaga nilai-nilai  luhur bangsa,” kata Hj. Tartilah Ishak, seusai membuka festival rebana dan qasidah, di Hotel Swarna Dwipa, Jala Tasik, Palembang, Rabu (29/08/2012).
“Kita tidak dapat menolak kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia, tapi yang dapat kita lakukan yakni dengan menjaga nilai-nilai pada diri kita. Itulah salah satu tujuan dari festival rebana dan qasidah  ini,” kata Tartilah. Dijelaskan Tartilah, festival ini akan dilakukan di berbagai daerah di Sumatera Selatan. Setiap kali festival akan diikuti dari beberapa kabupaten dan kota. Dan pada puncaknya akan digelar babak final, yang merupakan grup terbaik dari setiap festival yang digelar.
Pada festival yang digelar di Palembang ini diikuti 150 kelompok rebana dan qasidah dari kota Palembang, Kabupaten Banyuasin, dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Setiap kelompok terdiri 10-15 orang, yang umumnya para ibu dan remaja putri.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.