Cara Tepat Atasi Batuk Pilek Pada Bayi
KAYUAGUNG RADIO - Tradisi yang tidak mengizinkan bayi keluar sebelum usia 40 hari ada
benarnya karena membuatnya jadi tak terpajan pihak luar. Lewat usia 6
bulan biasanya lingkungan bayi makin meluas. Nah, setelah usia 6 bulan
barulah penyakit biasanya mulai menjangkiti si kecil. Mengapa? Pertama,
saat usia 6 bulan peran ASI mulai berkurang dengan adanya makanan
tambahan semipadat. Kedua, setelah usia 6 bulan, bayi mulai mengenal
lingkungan luar selain keluarganya.
Bahkan pada kenyataannya, sebelum usia 6 bulan banyak bayi yang sudah
terserang batuk pilek. Penyebabnya, apalagi kalau bukan karena ia tak
mendapat ASI eksklusif dengan berbagai alasan. "Akhirnya jumlah antibodi
dalam tubuh bayi berkurang dan bayi jadi gampang sakit," ujar staf
pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta ini.
PENYAKIT RINGAN
Namun sekali lagi, penyakit yang menjangkiti bayi biasanya merupakan
penyakit ringan dan penyebabnya adalah virus. "Karena penyebabnya virus,
mestinya batuk-pileknya tidak buru-buru diberi antibiotik. Antibiotik
tidak dapat membunuh virus," tukasnya.
Tak perlu juga buru-buru memberinya obat karena obat yang dibilang
ringan pun selalu memiliki efek samping. "Jangan lupa, organ tubuh bayi
belum matang. Oleh sebab itu, bila penyakitnya tidak berbahaya tak perlu
diberi obat," saran Waldi.
Sebagai langkah awal, cari penyebab batuk si kecil. Pemicu batuk yang
paling sering adalah polutan seperti asap atau debu. Walau polutannya
hanya sedikit tetap saja bisa menyebabkan bayi batuk. Oleh sebab itu,
hindari merokok di dekat bayi atau di dalam rumah.
Air conditioner
(AC) atau penyejuk ruangan bisa juga merupakan biang keladi batuk pilek
pada bayi, karena ia sebenarnya "didesain" untuk tidak berada dalam
ruangan ber-AC. Jadi, bayi sebenarnya lebih senang berada di udara
hangat ketimbang dingin. "Yang senang udara dingin, kan, orang tuanya,
maka dipasanglah AC," kata Waldi.
Menurutnya, ruangan ber-AC yang biasanya tertutup sangat memungkinkan
virus yang ada di dalamnya tidak bisa dienyahkan. Walaupun katanya ada
AC yang sanggup memfiltrasi kuman, tidak dijamin kuman yang menempel di
pegangan pintu atau tepi tempat tidur bisa terhapus. Kalau seseorang di
dalam ruangan itu sakit, ia akan dengan mudah menulari orang lain yang
masuk ke kamar tersebut. "Namun bukan berarti bayi tidak boleh berada di
ruangan ber-AC, hanya saja setiap hari jendela dan pintu ruang itu
harus dibuka lebar-lebar sebagai jalan pergantian udara, dan tidak lupa
membersihkan semua perabot di kamar itu secara teratur."
BERI BANYAK MINUM
Nah, bagaimana dengan penanganan batuk-pilek si kecil? Untuk
memperlancar hidung bayi yang tersumbat tetesi dengan larutan NaCl
fisiologis yang bebas dibeli di mana saja dengan harga relatif sangat
terjangkau. Larutan tersebut berfungsi mencairkan lendir dan biasanya
dijual dengan kemasan 25 ml dan bertuliskan Sodium Chloride 0,9 %. "NaCl
fisiologis bukan obat tapi larutan yang sama dengan cairan tubuh,
sehingga dapat diteteskan pada hidung bayi sesering mungkin tanpa
menimbulkan efek samping."
Batuk berdahak bisa diatasi dengan memberi bayi minum lebih banyak
daripada biasanya. Tujuannya agar dahak menjadi encer dan mudah keluar.
"Balsam boleh-boleh saja dibalurkan karena uap yang terhirup dapat
memberi wangi yang enak pada bayi. Tapi waspadai zat-zat yang terkandung
di dalamnya karena bisa menimbulkan reaksi pada kulit bayi. Sebagai
percobaan, oleskan balsam sedikit. Bila tidak ada reaksi seperti
merah-merah pada tubuh bayi bisa dioleskan pada dada dan punggungnya."
Suara grok-grok
yang biasanya terdengar saat bayi tidur tak perlu dikhawatirkan. Suara
tersebut muncul karena ada lendir yang terkumpul di jalan napas bagian
atasnya. Selama bayi dapat tidur nyenyak, asupan makan dan minumnya tak
terganggu, serta tumbuh kembangnya setiap bulan tampak baik berarti ia
hanya terjangkit penyakit ringan. Dahak pada manusia, kata Waldi,
sebenarnya tidak perlu selalu dikeluarkan lewat mulut karena akan
dikeluarkan secara alamiah oleh saluran napas. Contohnya, karena bayi
belum memiliki kemampuan untuk meludah, dahak yang sudah keluar di
rongga belakang mulut (farings) akan tertelan dengan sendirinya masuk ke
dalam saluran cerna.
GEJALA RAWAN
Sebagai informasi, penyakit saluran napas seperti batuk pilek
biasanya berlangsung selama 3 hingga 10 hari. Bila dalam batas waktu
tersebut bayi masih terserang batuk pilek tanpa penyebab yang jelas
tentu perlu segera diperiksakan ke dokter. "Kadang-kadang orang tua
terlalu khawatir. Saat mendengar bayinya batuk langsung panik. Padahal
bayi batuk sekali dua kali, kan boleh-boleh saja karena mungkin
tenggorokannya kemasukan sesuatu."
Lain bila batuk pilek yang dialami sampai menyebabkan si kecil rewel,
tidak bisa tidur, dan tidak bisa minum atau makan. "Nah, ini jelas
serius sehingga harus dibawa ke rumah sakit, " ujar Waldi. Gejala
penyakit lain yang mengharuskan bayi ditangani serius adalah (1) tidak
mau makan-minum (2) napas cepat, dan (3) muntah-muntah. Kalau sampai
bayi tidak mau makan dan minum, hal ini menunjukkan penyakit yang
serius.
Tak mau makan dan minum bisa dikarenakan napas bayi yang sudah
memburu. Patokan frekuensi napas yang sudah masuk kategori berbahaya
adalah lebih atau sama dengan 50 kali permenit untuk bayi higga usia 1
tahun. Untuk itulah orang tua mesti menghitung jumlah napas bayi saat ia
terlihat tersengal-sengal. "Agar hitungannya tidak salah, lakukan saat
bayi dalam keadaan tenang sambil dipangku, misalnya. Bila jumlahnya
sampai 50 kali setiap menit atau lebih, segera larikan bayi ke rumah
sakit. "
Muntah-muntah juga merupakan gejala yang perlu dicermati. Walau agak
sulit menentukan frekuensi yang sudah dianggap rawan, sebagai patokan
bila muntah itu terjadi setiap kali bayi diberi asupan minuman dan
makanan, berarti kondisinya cukup serius. Kalau bayi sudah muntah-muntah
sekitar 3-4 kali dalam sehari, lebih baik bawa dia ke dokter. Yang
dikhawatirkan, akibat muntah-muntah yang dialami, bayi tidak mendapat
asupan gizi yang cukup. Muntah sendiri bisa menunjukan gejala penyakit
pada saluran napas, saluran cerna, penyakit saraf pusat dan lainnya.
Nah, kalau ini yang terjadi, bawalah segera bayi Anda ke dokter yang
berkompeten.
IMUNISASI TETAP BERLAKU
Yang perlu diketahui, anggapan bahwa bayi sakit tak boleh diimunisasi
sebenarnya kurang tepat. Jika bayi terjangkit penyakit ringan seperti
batuk pilek, maka secara teori jadwal imunisasinya tak perlu terganggu.
Saran Waldi
, kalau sudah tiba jadwal imunisasi, walau sedang flu, sebaiknya bayi
tetap dibawa ke dokter. "Biar dokter yang memutuskan melalui
pemeriksaan. Bila kondisi bayi baik, dokter akan tetap memberi
imunisasi. Sebaliknya bila sakitnya ternyata agak berat, imunisasi akan
ditunda."
Lain halnya dengan bidan yang umumnya akan menunda imunisasi bila
orang tua melaporkan kondisi si kecil sedang tak sehat. "Ini wajar
karena bidan tidak bisa menentukan ringan tidaknya penyakit yang
diderita bayi."
sumber : .tabloidnova.com