Selama Tahun 2015 BI Sumsel Terima Ratusan Juta Lembar Uang Palsu

Kayuagung - Masyarakat Sumatera Selatan harus waspada dan jeli saat bertransaksi uang, karena peredaran uang palsu saat ini marak sekali.  Meskipun aparat kepolisian terus melakukan penangkapan terhadap pengedar dan pembuat uang palsu, tetap saja bermunculan pelaku-pelaku lainnya. Bahkan para pelaku terus bereksperimen untuk mendapatkan uang palsu terbaik dan bisa mengelabui masyarakat. Banyak faktor yang membuat  uang palsu ini terus beredar di masyarakat, mulai dari kebutuhan ekonomi hingga bisnis tertentu.
Bulan Agustus tahun 2015, Polres OKI mengamankan puluhan juta uang palsu yang akan di transfer oleh pelaku dari Bank BRI Unit Pematang Panggang OKI. Beruntung karena ketelitian pihak bank akhirnya uang palsu tersebut berhasil diamankan termasuk si pembawa uang tersebut. Di bulan berikutnya tepatnya November 2015, Polres Banyuasin, berhasil membongkar peyebaran uang palsu dengan modus baru, yaitu dengan menggunakan kertas uang asli pecahaan Rp 2000 menjadi uang yang nominalnya berubah.
 Apa yang dilakukan para pelaku ini tentunya sangat merugikan , karena akibat uang palsu yang diterima membuat masyarakat dirugikan. 
Pada tahun  2015, jumlah temuan lembar uang palsu yang diterima oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel. Sebanyak 238.170.399, dengan rincian, pecahan Rp 100.000 sebanyak 82.641.600 lembar, Rp 50.000 sebanyak 81.474.855 lembar, pecahan Rp 20.00 sebanyak 15.491.118 lembar, Rp 10.000 sebanyak 19.895.464 dan Rp 5000 sebanyak 38.667.302. dari jumlah tersebut pecahan lembar    Rp 100.000 yang paling banyak di temui. “ kita terus melakukan  upaya sosialisasi dan edukasi pengenalan dan ciri-ciri keaslian uang, ke seluruh lapisan masyarakat, tetapi tetap masih saja banyak yang tidak tau, karena pelaku pencetak uang palsu terus berinovasi”, ungkap Narso, Humas BI Kantor Perwakilan Sumsel. Ia juga menjelaskan bila masyarakat menemukan hal yang mencurigakan terkait uang palsu diminta untuk melaporkan ke aparat setempat. “ makanya saat ini BI terus mensosialisasikan gerakan non tunai, dengan demikian bisa meminimalisir  terjadinya uang palsu” jelasnya. (C’Mar | Sriwijaya Radio)
Diberdayakan oleh Blogger.