Semangat Pak Jambu Populerkan Lele Sistem Bioflok di OKI
Kayuagung - Budidaya ikan lele sistem bioflok adalah suatu sistem pemeliharaan ikan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah budidaya itu sendiri menjadi gumpalan-gumpalan kecil (floc) yang bermanfaat sebagai makanan alami ikan. Pertumbuhan mikroorganisme dipacu dengan cara memberikan kultur bakteri non pathogen (probiotik), dan pemasangan aerator yang akan menyuplai oksigen sekaligus mengaduk air kolam. Sehingga akan ada efisiensi pakan pabrikan yang selama ini 70% menjadi komponen biaya produksi, dan menghindari tumbuhnya jamur/bakteri penyebab kematian ikam akibat hama penyakit yang tumbuh dari endapan kotoran dan sisa pakan di kolam. Pada gilirannya dapat meningkatkam produktivitas panen ikan yang tinggi.
Sistem bioflok ini sebenarnya sudah lebih dulu di kembangkan di negara negara maju seperti Brazil, Australia, Jepang. Di Indonesia khususnya di Kabupaten OKI mungkin masih langka orang yang mempopulerkannya. Adalah Nur Anwar (52 tahun) yang hampir 3 tahun ini pantang menyerah dalam merintis budidaya ikan lele dengan sistem bioflok berawal dari Desa sumber hidup (SP1) Kecamatan pedamaran timur kabupaten OKI. Jatuh bangun tidak menyurutkan tekadnya untuk ambil bagian dari upaya "membangun OKI dari DESA" yang selalu digaungkan Bupati ISKANDAR SE. Bahkan berbagai pelatihan diikutinya hingga berguru ke para ahli "kiblat" budidaya ikan di Bogor dan Sukabumi. Kini upayanya mulai membuahkan hasil.
Nur anwar yang kerap dipanggil Pak Jambu ini, melirik potensi agribisnis ini di tengah keberadaan perkebunan sawit dan karet masyarakat. "Lele bisa menjadi alternatif ketika harga karet fluktuatif atau sawit beberapa tahun kedepan akan replanting (peremajaan tanam). Terutama adanya pabrik kelapa sawit PT. telaga hikmah (sampoerna agro) karena limbah solidnya bagus untuk pakan ikan. karenanya dukungan lainnya eperti peralatan usaha dari program pemberdayaan masyarakat (CSR) Perusahaan ini sangat membantu" ungkapnya.
Sistem bioflok ini sebenarnya sudah lebih dulu di kembangkan di negara negara maju seperti Brazil, Australia, Jepang. Di Indonesia khususnya di Kabupaten OKI mungkin masih langka orang yang mempopulerkannya. Adalah Nur Anwar (52 tahun) yang hampir 3 tahun ini pantang menyerah dalam merintis budidaya ikan lele dengan sistem bioflok berawal dari Desa sumber hidup (SP1) Kecamatan pedamaran timur kabupaten OKI. Jatuh bangun tidak menyurutkan tekadnya untuk ambil bagian dari upaya "membangun OKI dari DESA" yang selalu digaungkan Bupati ISKANDAR SE. Bahkan berbagai pelatihan diikutinya hingga berguru ke para ahli "kiblat" budidaya ikan di Bogor dan Sukabumi. Kini upayanya mulai membuahkan hasil.
Nur anwar yang kerap dipanggil Pak Jambu ini, melirik potensi agribisnis ini di tengah keberadaan perkebunan sawit dan karet masyarakat. "Lele bisa menjadi alternatif ketika harga karet fluktuatif atau sawit beberapa tahun kedepan akan replanting (peremajaan tanam). Terutama adanya pabrik kelapa sawit PT. telaga hikmah (sampoerna agro) karena limbah solidnya bagus untuk pakan ikan. karenanya dukungan lainnya eperti peralatan usaha dari program pemberdayaan masyarakat (CSR) Perusahaan ini sangat membantu" ungkapnya.
Saat ini dibawah supervisi Nur Anwar ada 4 kolam binaan dan diharapkan jumlahnya terus bertambah termasuk animo masyarakat membeli bibit unggul lele mutiaranya. "Dedikasi Motor penggerak pembangunan desa seperti Pak Jambu dan support Kades Sumber hidup serta warganya ini patut diapresiasi, dan bersama kami semoga terus diperkuat terus sinerginya sehingga saling memberi manfaat; masyarakat dan perusahaan hidup berdampingan", imbuh Helmi abidin GM Plantations area 2 sampoerna agro.