Jadi Ketua MABMI DKI, Biem Diminta Membumikan Melayu di Kota Jakarta

Kayuagung - Dilantik jadi Ketua Pengurus Wilayah Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) DKI Jakarta, Biem T. Benjamin diminta membumikan melayu di ibukota. Tidak hanya itu, Biem juga diharapkan dapat menancapkan akar budaya melayu di Kota Jakarta.


Demikian diungkapkan Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Betawi, H. Zainuddin atau biasa disapa Bang Oding saat memberikan sambutan pada Acara Pelantikan Pengurus Wilayah Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PW MABMI) DKI Jakarta Periode 2017-2021, Sabtu malam, 15 April 2017, di Anjungan Sumatera Utara, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.


Beberapa waktu lalu, Biem terpilih secara aklamasi sebagai ketua MABMI DKI Jakarta Periode 2017-2021. Bersama jajaran pengurus, Biem dilantik oleh Ketua Pengurus Besar Masyarakat Adat Budaya Melayu Indonesia (PB MABMI), Dato’ Seri H. Syamsul Arifin, S. E.


Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia atau disingkat dengan MABMI ini adalah sebuah lembaga sosiokultural tempat berhimpunnya masyarakat Melayu Indonesia, yang memiliki tujuan (matlamat) untuk menjaga, memfungsikan, dan mengembangkan adat dan kebudayaan melayu bagi masyarakat pendukungnya. Kata Biem, MABMI adalah sebuah institusi kemasyarakatan yang bersifat independen dan tidak melibatkan diri dalam kepentingan politik praktis.


Dalam sambutannya, Biem mengaku sangat senang dan tersanjung. “Saya diminta untuk menjadi ketua MABMI DKI. Insya Allah kita bisa kerjasama secara kolektif kolegial. MABMI ini bertujuan untuk mengangkat harkat martabat masyarakat adat melayu. Dan ikut berkontribusi dalam pembangunan daerah dan negara,” tukas pria yang juga anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra inim


Menurut mantan ketua Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) ini, MABMI ini dibangun dengan tiga pilar. “Yakni, kita menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945. Ukhuwah islamiyah (persatuan/persaudaraan Islam). Dan, bhinneka tunggal ika. Yang penting, Melayu adalah Islam, kita ada dalam Negara Kesatuan Republik Indobesia (NKRI).


Anak seniman legendaris betawi, Benyamin Sueb ini berujar, MABMI ingin berkontribusi dalam pembangunan di pusat dan daerah. “Akan kita kedepankan persatuan dan kesatuan. Kita minta support dan harus didukung masyarakat. Kita juga terbuka dengan yang lain. Tadi sebelum acara dilantunkan ayat suci Al Qur’an, lagu Indonesia Raya dan lagu Melayu. Itu bukti tiga pilar di MABMI.


Ia menyatakan, MABMI harus menjunjung tinggi adat-adat kemelayuan. “Kita akan selalu jaga. Ini momen yang langka. Kepada Bapak Dato’ Seri H. Syamsul Arifin, saya mengucapkan terimakasih. Beliau telah sangat terbuka dan kami berterimakasih. Melayu ini dari Sabang sampai Merauke ada. Kita akan membesarkan melayu. Apalagi, Jakarta adalah ibukota. Semua kumpul di sini, jadi melayu ada di sini dan harus dilestarikan budayanya,” ucapnya.


Tokoh Betawi ini pun meminta keridlaan semua pengurus untuk bersama-sama menjalankan roda organisasi. Insya Allah, kita dalam waktu dekat akan mengadakan rapat kerja (raker) untuk menentukan program-progam MABMI DKI. Kita akan buat juga Festival Budaya Melayu,” imbuhnya.


Ujar Biem, orang betawi itu sangat senang bertemu dengan saudara-saudara melayu. “Saya sangat senang dan memberi penghargaan kepada orang tua kita, abang, saudara-saudar yang menjaga khasanah budaya melayu. Apalagi, nanti salah satu calon DKI-1 akan membuat Taman Budaya Benyamin Sueb. Mudah-mudahan tercapai,” tukasnya.


Sementara itu, Bang H. Oding selaku ketua Bamus Betawi yang diberi kesempatan memberikan sambutan mengatakan, selama ini, Bang Biem telah banyak berjuang untuk masyarakat. “Apalagi, beliau di DPR, semoga lancar dan sukses beliau. Saya rasa, betawi ini melayu juga. Mudah-mudahan persatuan ini kemenangan untuk kita. Dan juga tanggal 19 April nanti jadi kemenangan nyata untuk kita,” tegas Bang Oding.


Pria yang juga anggota DPRD DKI ini menjelaskan, adat istiadat Islam itu ada di Jakarta. Dan, Jakarta tidak bisa dipisahkan dari rumpun melayu. Bahkan, dalam salah satu sejarah itu sendiri, Betawi itu merupakan negeri yang diambil dari kata dalam Al Qur’an ‘fathan mubiina’ yang artinya kemenangan gemilang. Lengkapnya Inna fatahna laka fathan mubiina.


“Setelah panglima K.H. Fatahillah menang gemilang, kemudian Fatahillah mengganti kata Sunda Kelapa dari kata yang diambil dari Al Quran yaitu Fathan Mubina. Inna fatahna laka fathan mubina, Fathan Mubina artinya Jaya Karta atau kemenangan yang gemilang,” ucapnya.


Lelaki yang juga tokoh betawi ini pun berpesan kepada Biem agar dapat menancapkan akar budaya melayu di Jakarta. “Saya pesan kepada Bang Biem, mari kita harus bisa tancapkan akar budaya melayu di ibukota. Selamat kepada Bang Biem. Saya yakin pertemuan ini mendapat ridla Allah SWT,” seru Bang Oding.


Dato Samsul Arifin sendiri berharap dalam waktu dekat ke depan, kantor MABMI bukan lagi di Sumatra Utara. “Saya berharap kantor MABMI bukan di Sumatra Utara lagi, tapi di pusat (Jakarta) dalam 2 atau 3 tahun ke depan. Yang penting, harus banyak diangkat media kegiatan MABMI,” cetusnya.


Dirinya pun yakin dengan kepemimpinan Biem. “Saya yakin apalagi Bang Biem ada di komisi 1 tentu akan mudah dan sinergis. Minimal, sekarang ini, memperkenalkan nama dulu. Mari kita berbuat dan punya rasa kepemilikan terhadap MABMI. Saya senang, acaranya ini tidak wah-wah, tapi mantab. Kami atas nama pengurus PB MABMI, mengucapkan terimaksih atas pelayanan dan perjamuan. Mudah-mudahan, ini menjadikan kita makin erat bersaudara,” papar mantan gubernur Sumatra Utara ini.


Di dalam kepengurusan MABMI DKI ini, sejumlah tokoh betawi masuk di jajaran elit. Di antaranya, H. Abdul Ghoni, H. Lulung, H. Uncu Natsir.

Sumber : thejak.co
Diberdayakan oleh Blogger.