Bertemu Presiden Jokowi, Ruangguru Sampaikan Pendidikan Untuk Milenial

Kayuagung -Jakarta, 30 Oktober 2017. Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89 yang berlangsung pada 28 Oktober 2017 lalu diselenggarakan dengan konsep yang sangat berbeda dengan acara-acara peringatan hari Sumpah Pemuda sebelumnya. Tahun ini, acara peringatan Sumpah Pemuda lebih mengusung gaya kekinian dan melibatkan partisipasi anak muda secara langsung. Istana Bogor dipenuhi oleh sejumlah pemuda berprestasi yang memiliki gagasan serta usaha rintisan untuk membangun negeri ini, Ruangguru menjadi salah satu startup yang beruntung bisa hadir dan berdialog langsung dengan Presiden Jokowi.

Di kesempatan tersebut, Co-Founder dan CEO Ruangguru, Belva Devara menyampaikan keprihatinannya akan pendidikan di Indonesia. “Profesor saya menulis artikel, di Jakarta dia melihat skor pendidikan kemudian membandingkannya dengan skor di negara-negara maju, dan ternyata apabila kita hanya melakukan hal-hal yang sudah biasa dilakukan, ya butuh waktu (memakan waktu) hingga 128 tahun untuk kita jadi setara. Kami percaya teknologi adalah jawabannya.” paparnya.

Pendidikan Untuk Milenial

Di era digital seperti saat ini, pendidikan bisa memanfaatkan kemajuan teknologi sehingga proses belajar menjadi lebih variatif. Didukung dengan karakteristik anak saat ini yang sangat tanggap terhadap teknologi. Kepada Presiden Jokowi, CEO Ruangguru juga memaparkan inovasi baru yang diluncurkan oleh Ruangguru yaitu sebuah platform digital bernama ruangbelajar dimana hanya dengan bermodalkan smartphone dan internet semua orang bisa mengakses konten pendidikan teknologi, berupa ribuan video belajar beranimasi, latihan soal, dan rangkuman untuk setiap mata pelajaran utama dari jenjang SD, SMP, dan SMA.

“Anak-anak yang bermimpi besar tapi tinggalnya di Kabupaten dan jauh dari kota besar serta tidak memiliki alternatif lain, mencari toko buku saja susah, saat ini bisa belajar sendiri dengan video animasi, latihan soal dan rangkuman. Ini terobosan kami supaya kita tidak (sampai) 128 tahun”. ujarnya lagi kepada Presiden Jokowi.

Menanggapi aspirasi tersebut, Presiden Jokowi juga sependapat bahwa pendidikan di Indonesia kurang berinovasi sehingga tertinggal dari negara lain. Lebih lanjut, Presiden Jokowi menegaskan bahwa salah satu problem besar yang dihadapi Indonesia adalah kondisi geografi, sehingga menurutnya solusi untuk masalah tersebut yang paling cepat adalah melalui sistem aplikasi, seperti apa yang dilakukan oleh Ruangguru.

“Salah satu hal yang paling cepat yang dapat kita lakukan adalah lewat aplikasi. Saya kira perubahan akan tampak kalau kita berani menggunakan aplikasi sistem yang memudahkan anak-anak untuk belajar. Dan saya senang, kalau anak-anak kita tidak belajar di ruangan saja, tergantung level,” ungkap Presiden Jokowi. Di akhir pernyataannya, Presiden Jokowi juga menuturkan bahwa ia akan mengundang tim Ruangguru kembali, termasuk dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, untuk memikirkan langkah konkret yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Ruangguru, saat ini sudah bermitra dengan 33 dari 34 pemerintah provinsi dan lebih dari 326 pemerintah kota dan kabupaten di Indonesia dalam menyediakan sistem pendidikan gratis tanpa melalui APBN maupun APBD, di mana pemerintah bisa mengakses secara real time data akademis siswa.

“Kami berharap pemerintah daerah dengan adanya data, maka kebijakan publik jadi lebih terarah dan terfokus. Banyak potensi di teknologi untuk pendidikan. Saya ingin mengingatkan juga kepada semua pemuda, ini adalah waktu kita untuk unjuk gigi. Tidak hanya sosial media saja, kita harus buktikan kita punya prestasi tapi kita juga punya kapabilitas untuk membangun negeri,” pungkas Belva.
Diberdayakan oleh Blogger.