Asian Games Kelar, Satgas Karhutbunlah tak lantas Bubar


Kayuagung -Di balik megahnya penyelenggaraan Asian Games dan menterengnya prestasi atlit nasional ada Satgas Karhutbunlah. Tanpa medali dan bonus prestasi mereka bekerja ekstra keras menjaga nama baik bangsa agar asap tidak terhirup oleh para tamu negara.

Sejak ditetapkan status siaga merah/emergency terkait dengan pelaksanaan Asian Games 2018 terhitung mulai tanggal 20 Juli sampai dengan 9 September 2018 atau sepanjang 52 hari, pencegahan kebakaran hutan di Sumatera Selatan dianggap berhasil di banding wilayah lain yang langganan Karhutbunlah. Tercatat terjadi 63 kali terjadi kebakaran hutan dan lahan dengan luasan terbakar sebanyak 1.476,5 Ha. Meski demikian, berkat kesigapan petugas dilapangan yang terdiri dari TNI, Polri, Manggala Agni, RPK Perusahaan dan manggala agni Fire Spot (FS) mampu dipadamkan dengan sistem keroyokan.

“Apresiasi dan penghargaan kami kepada satgas Dalkarhutbunla yang telah melaksanakan tugas dengan baik sepanjang penetapan status siaga darurat bencana asap sehingga kita menepati komitmen untuk tidak mengirim asap ke Palembang” Ungkap Bupati OKI melalui Sekretaris Daerah, H. Husin, S. Pd, MM pada acara Rapat Evaluasi dan Rencana Aksi Penanganan Karhutbunlah di Kayuagung, Kamis, (30/8). Namun demikian menurut Sekda kesiapsiagaan akan terus ditingkatkan.

Hal itu diamini Dandim 0402 OKI, Letkol. Inf. Seprianizar, S. Sos “Sekarang boleh menepuk dada namun setelah Asian Games, masa emergency akan habis maka pasukan juga akan ditarik dengan demikian kerja kita akan lebih berat” Ungkap Dandim.

Untuk itu menurut Dandim fokus ke depan, yaitu memantapkan strategi, melalui sinkronasi serta menguatkan sumberdaya yang ada di OKI.

Perlu Blue Print Penanganan Bencana Asap

Sebagai daerah yang rawan bencana Kabupaten OKI perlu memiliki blue print kongkret, baik untuk pencegahan maupun penanggulangan Karhutla serta kabut asap.

“Selama ini memang upayanya sudah optimal tapi belum terstruktur. Harus ada blue print penanggulangan bencana asap mengingat Kabupaten OKI sangat rentan Bencana Asap” Usul Kapolres OKI, AKBP. Ade Harianto, SH, MH.

Melalui blue print ini tambah Kapolres akan memudahkan setiap pemangku kebijakan untuk melakukan tindakan dan berbuat apa.

Peran Polri dalam pencegahan pengendalian kebakaran hutan dan lahan menurut Kapolres tidak hanya dalam penegakan hukum bahkan turut memadamkan api.

“Polisi dilatih untuk mengejar maling, menjaga kamtimbas namun untuk kebakaran lahan ini lain lagi, polisi juga turut turun ke gambut memadamkan api. Ini sudah jadi tugas kita semua” Ungkap Kapolres.

Keikutsertaan dan kesadaran masyarakat dalam mencegah Karhutbunlah menurut Kapolres amat penting untuk itu himbauan dan Razia humanis dilakukan pihak polres agar masyarakat berperan aktif.

“Kita kasih himbauan, lakukan patroli rutin dan Razia humanis. Warga yang berangkat ke kebun, ke ladang kita cek bawa korek api atau tidak, pastikan mereka tidak membakar lahan. Ungkapnya.

Sementara itu bebarap fakta menarik terkuak dari anilisis dan evaluasi yang dipaparkan Kabag Operasi Polres OKI, Kompol Yudha Widyatama Nugraha diantaranya kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten OKI pada bulan Juli dan Agustus 2018 rata-rata terjadi pada akhir pekan dan rata-rata terjadi dikisaran pukul 12 siang hingga 16 sore.

“Perilaku kebakaran lahan ini dapat menjadi masukan semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dini dan membuat strategi penanganan karhutbunlah kedepan” kata Yudha.

Yudha juga menekankan perlunya sosialisasi terkait Kebakaran hutan dan lahan ke pada masyarakat baik dari penyebab, akibat maupun sanksi yang diterima.
Diberdayakan oleh Blogger.