The Rain Hingga Detik Ini

Kayuagung - Sejak single Terlatih Patah Hati dirilis secara independen pada tahun 2013, The Rain seperti berganti haluan. Dari band yang sarat dengan lagu-lagu melankolis berlirik tragis-mengiris, menjadi band yang justru lebih banyak menertawakan kegetiran yang dialami, lewat barisan lirik jenaka dan apa-adanya. Seperti pada single Gagal Bersembunyi yang mengingatkan kita bahwa terkadang kita hanya berpura-pura tangguh―atau lewat single Penawar Letih yang menyemangati para pencari nafkah yang berjuang demi penawar letih mereka meski sang penawar letih tersebut terkadang menyebalkan―atau pada video single Berkunjung ke Kotamu yang menghadirkan konsep 60-an dengan plot twist yang absurd di ujung video―hingga tentang kenangan perjuangan memilih kata ketika pertama kali berupaya menyapa gebetan lewat single Getir Menjadi Tawa Bila Kubersamanya. Begitu juga dengan lagu-lagu lainnya dari album Jabat Erat yang merupakan album studio ke-6 The Rain sekaligus menjadi album studio pertama The Rain yang dirilis secara independen.

Dengan semua perubahan itu, bukan berarti The Rain menjadi anti-mellow. “Sebenarnya ada unsur melankolia di setiap lagu di album Jabat Erat, tapi penyampaiannya aja yang sok gagah. Hehe,” ujar Indra Prasta yang menulis seluruh lirik di album ini. Kini, lewat single terbaru mereka, Hingga Detik Ini, The Rain seperti berkunjung kembali ke era album-album awal saat mereka lebih dikenal dengan lagu-lagu melankolis. Lagu ini bercerita tentang betapapun dunia berubah, usia bertambah, kisah baru tertulis, ingatan terkikis―ada hal-hal yang tak akan tergantikan, oleh apapun.

Sebuah video lirik dengan konsep sederhana namun unik untuk single ini dirilis di kanal YouTube The Rain tepat pada 7 Juni 2017.
Diberdayakan oleh Blogger.