OKI Dukung Target Nasional Penurunan Stunting Tiga Persen.
Hal ini menjadi perhatian dan fokus pemerintah karena
permasalahan terkait stunting ini dapat mengganggu potensi sumber daya manusia
(SDM). Maka dari itu diperluakan kolaborasi antar pihak untuk dapat menurunkan
angka stunting secara nasional, mengingat saat ini Indonesia masih berada di
posisi keempat dunia dan urutuan kedua di Asia Tenggara terkait kasus balita
stunting.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ubaidillah, SKM.M.KM mengaku Pemerintah OKI juga
turut berkomitmen menurunkan angka stunting sesuai target yang telah disepakati
bersama.
"Upaya penurunan angka stunting merupakan investasi
pembangunan sumber daya manusia dalam jangka panjang. Kuncinya ada pada
kesadaran dan perubahan prilaku. Semua pihak harus ikut berperan, karena ini
tujuan besar. Maka tidak adalah ramuan lain, soliditas adalah kunci untuk kita
bersama turunkan angka stunting", kata Ubaidillah.
Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo mengakui target penurunan
angka stunting tersebut cukup menantang. Sebab, BKKBN harus mampu menurunkan
angka stunting lebih dari tiga persen setiap tahunnya .
"Untuk mencapai target 14 persen penurunan angka
stunting di Indonesia pada 2024 mendatang telah membuat terobosan yaitu dengan
membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) dengan tiga unsur yaitu dari Kesehatan
atau Bidan, Tim Penggerak PKK dan Kader-kader yang ada di daerah. Hal ini
sejalan dengan agenda pembangunan Indonesia yaitu memperhatikan pembangunan
manusia yang sesuai amanah konsitutsi. Stunting itu dimulai dari keluarga,maka
solusi penanganan yang tepat menggunakan pendekatan keluarga",kata Hasto
secara virtual, Selasa (14/12).
Sementara itu, Wakil Presiden, Ma'ruf Amin menjelaskan
permasalahan stunting ini harus segera dientaskan bersama, stunting akan
berdampak terhadap proses regenerasi penurus bangsa. Ditahun 2045 mendatang
kita akan mencapai Indonesia Emas, ini kesempatan untuk mentransformasi Bonus Demografi
tersebut untuk menghasilkan sumber daya kaum muda produktif dan berkualitas.
"Kondisi saat ini, satu dari tiga balita di Indonesia
mengalami stunting dan angka prevalensi stunting di Indonesia masih tercatat
sekitar 27 persen. Oleh karena itu, masalah stunting perlu ditangani secara
serius dan melalui kolaborasi semua pihak", terang Wapres Ma'ruf Amin dalam
Forum Nasional Stunting 2021 secara virtual.
Wapres Ma'ruf Amin mengatakan adanya Peraturan Presiden
Nomor 72 tentang Percepatan Penurunan Stunting memberikan dasar hukum untuk
melakukan penguatan kerangka substansi, intervensi, pendanaan, serta pemantauan
dan evaluasi yang diperlukan dalam berbagai upaya percepatan penurunan
stunting. Menurutnya, pemerintah menargetkan prevalensi stunting hingga 14
persen pada 2024, selanjutnya pada tahun tahun 2030, diharapakan prevalensi
stunting bisa nol sesuai target Sustainable Developmeny Goals (SDGs).
"Masa depan bangsa kita tergantung pada aksi dan langkah kolaboratif yang kita lakukan sekarang ini. Anak-anak bangsa saat ini adalah bagian dari masa kini dan masa depan, maka mereka investasi pada program gizi untuk kaum muda produktif adalah langkah strategis yang dapat kita lakukan", imbuh Wapres Ma'ruf Amin.
Tidak ada komentar
Posting Komentar