OKI mantapkan diri sebagai pilar ketahanan pangan nasional, IP 300 dan transformasi lahan jadi bukti nyata
Salah satu pencapaian paling membanggakan adalah keberhasilan panen Indeks Pertanaman (IP) 200 dan dimulainya penanaman IP 300 di sejumlah wilayah, termasuk Kecamatan Lempuing dan Tanjung Lubuk. Sebelumnya, wilayah ini hanya mampu panen padi sekali setahun (IP 100), namun kini berkembang pesat hingga mampu panen tiga kali setahun.
“Alhamdulillah, bersyukur rasanya kita bisa berkumpul di sini, silaturahmi dan merayakan keberhasilan panen IP200, serta bersiap menanam IP300. Kecamatan Lempuing memang sejak awal diperuntukkan untuk pertanian,” ungkap Bupati OKI, H. Muchendi, saat menghadiri kegiatan panen dan tanam padi di Desa Sindang Sari dan Desa Juk Dadak, Rabu (6/8/2025).
Produktivitas naik, petani sejahtera
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (KPTPH) OKI, luas tanam padi dari Januari hingga Juli 2024 mencapai 75.179 hektare, dengan luas panen 65.095 hektare di periode yang sama.
“Peningkatan produksi ini berdampak langsung pada pendapatan petani dan perbaikan taraf hidup masyarakat,” imbuh Bupati Muchendi.
Keberhasilan ini juga didorong oleh pemanfaatan teknologi pertanian modern. Pada 2025, OKI mendapat dukungan 568 unit alat mesin pertanian (alsintan), di antaranya 150 traktor roda 4, 469 traktor roda 2, 125 rice transplanter, 255 rotapator, 395 pompa air 4 inchi, 88 pompa air 6 inchi, dan 135 hansprayer.
“Kita ingin alat-alat ini tidak hanya jadi pajangan. Mari kita rawat dan kelola bersama. Bantuan ini harus bisa berkembang seperti yang dikatakan Pak Menteri Pertanian. Kombain satu bisa jadi dua, transplanter bisa bertambah, asal kita kelola dengan baik,” tegas Muchendi.
Petani merasakan manfaat langsung
Sularno, petani asal Kecamatan Tanjung Lubuk, mengungkapkan bahwa bantuan alsintan sangat membantu proses pertanian.
“Dulu kami panen manual yang memakan waktu dan tenaga. Sekarang dengan combine harvester, panen lebih cepat dan hasil lebih banyak,” tuturnya.
Alih fungsi lahan: dari karet ke sawah
Langkah luar biasa juga ditunjukkan masyarakat yang secara sukarela mengalihkan lahan karet menjadi sawah, terutama di Kecamatan Lempuing dan Lempuing Jaya.
“Sudah banyak warga yang meminta lahan karetnya dialihfungsikan jadi sawah. Mereka bahkan menumbangkan pohon karet yang masih produktif demi ketahanan pangan. Ini kesadaran yang luar biasa,” ungkap Muchendi.
Menurutnya, langkah masyarakat tersebut patut didukung karena banyak lahan tersebut memang memiliki potensi besar sebagai sawah.
Target dan strategi tahun 2025
Setelah sukses di tahun 2024, Pemerintah Kabupaten OKI bersama Kementerian Pertanian menargetkan perluasan program OPLAH dan cetak sawah hingga 46.762 hektare di tahun 2025.
“Pemerintah akan terus membantu petani, termasuk dalam peningkatan kapasitas dan pembangunan infrastruktur pendukung produktivitas,” jelas Muchendi.
Sementara itu, Kepala Dinas KPTPH OKI, Ir. Irawan, MM, menyebutkan bahwa wilayah Lempuing dan Tanjung Lubuk menjadi daerah strategis dalam mendukung swasembada pangan nasional.
“Sawah irigasi di sini sangat potensial. Kita andalkan wilayah ini untuk keberhasilan panen tiga kali setahun (IP300),” ujarnya.
Irawan juga menjelaskan bahwa varietas padi Inpari 42 yang dipanen menunjukkan hasil yang memuaskan, dengan potensi mencapai 8 ton gabah kering panen per hektare.
Untuk menunjang IP300, Pemkab OKI menyalurkan alsintan secara transparan dan tepat sasaran, guna memastikan alat yang disalurkan benar-benar dimanfaatkan kelompok tani yang siap dan layak.
“Kami pastikan distribusi alsintan tidak sembarangan. Ini bagian dari strategi mewujudkan OKI sebagai pilar ketahanan pangan nasional,” pungkas Irawan.(Murod)
Sumber: https://ppid.kaboki.go.id/optimalisasi-lahan-sawah-di-oki-tingkatkan-indeks-pertanaman/
Tidak ada komentar
Posting Komentar